Biografi Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
lahir di Kebumen, 29 Mei 1917. Beliau merupakan salah seorang tokoh ekonomi
Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian
Kabinet Natsir (1950-1951), Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953),
Menteri Keuangan Kabinet Burhanudin Harahap (1955-1956), Menteri Perdagangan
Kabinet Pembangunan I (1968-1973), dan Menteri Riset Kabinet Pembangunan II
(1973-1978). Setamat dari Hogere Burger School, beliau berangkat ke Belanda
pada akhir Mei tahun 1935. 2 tahun 3 bulan mendapat gelar Bachelor of Arts
(BA). Setelah itu melanjutkan studinya di Universitas Sorbonne, Paris
(1937-1938). Kemudian beliau kembali ke Rotterdam untuk melanjutkan studi
ekonomi.
Pemikiran Soemitro
Djojohadikusumo
Sumitro Djojohadikusumo lebih
dikenal dengan sebutan Pak Cum, telah banyak mendedikasian tenaga dan pikiran
beliau untuk memperjuangkan Indonesia dari keruntuhan ekonomi karena adanya
inflasi 600% membangun perekonomian bangsa untuk mengejar ketinggalan dari
bangsa lain, dan membangkitkannya kembali dari keterpurukan krisis.
Sumitro sadar bahwa untuk
membangun bangsa diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
tinggi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mencetak sumber daya manusia
yang handal. Perhatian beliau pada pendidikan sangat besar. Berbagai cara
beliau lakukan untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Beliaulah
yang pertama kali mendirikan Fakultas Ekonomi yang ada di UI. Selain itu,
beliau juga merupakan salah satu pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia tahun
1955.
Beliau pernah lima kali menjawab
sebagai menteri di masa orde lama dan orde baru. Beliau juga dingkat oleh PBB
menjadi anggota “ Lima Ahli Dunia “ (Group of Five Top Experts). Sumbangan
beliau sebagai “ Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia “ terhadap perkembangan ilmu
ekonomi yang berorientasi pada kebijaksanaan pembangunan di Indonesia tidak
diragukan lagi.
Saat diangkat menjadi Menteri
Perdagangan dan perindustrian pada bulan Mei 1950, usia beliau masih sangatlah
muda. Kabinet Natsir roboh pada Maret 1951. Dr. Sumitro diangkat menjadi guru
besar ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia. 3 April 1952,
Sumitro kembali diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo-Prawoto.
Dengan banyaknya ketimpangan daerah yang
ada saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Wilopo-Prawoto. Terjadi
pergolakan dalam dirinya sebagai politikus dan akademisi. Pada Kabinet
Burhanudin Harahap, Sumitro kembali lagi dipercaya sebagai Menteri Keuangan.
Sumitro sempat memilih hidup berpindah-pindah di luar negeri, karena
diberitakan melakukan orupsi oleh media dan sempat dajak untuk membentuk
pemerintahan tandingan PRRI yang ingin melepaskan diri dari pemerintah
Indonesia.
Pada Maret 1967, Soeharto
menjabat sebagai presiden RI. Ali Moertopo menemui Sumitro untuk kembali lagi
ke Indonesia. Setelah Soeharto resmi menjai Presiden, Sumitro diterima di
keluarga Cendana oleh Soeharto. Soeharto meminta kepada Sumitro untuk
memperbaiki ekonomi yang ambruk. Saat itu inflasi mencapai 600%. Pada 27 Maret
1968 Sumitro dilantik sebagai Menteri Perdagangan. Dan pada 6 Juni 1968 susunan
Menteri Kabinet Pembangunan I diumumkan. Kemudian Sumitro diangkat sebagai
Menteri Negara Riset Nasional pada Kabinet Pembangunan II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar