Jumat, 18 April 2014

Tokoh Ekonomi Indonesia



Biografi Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo


Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo lahir di Kebumen, 29 Mei 1917. Beliau merupakan salah seorang tokoh ekonomi Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kabinet Natsir (1950-1951), Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953), Menteri Keuangan Kabinet Burhanudin Harahap (1955-1956), Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I (1968-1973), dan Menteri Riset Kabinet Pembangunan II (1973-1978). Setamat dari Hogere Burger School, beliau berangkat ke Belanda pada akhir Mei tahun 1935. 2 tahun 3 bulan mendapat gelar Bachelor of Arts (BA). Setelah itu melanjutkan studinya di Universitas Sorbonne, Paris (1937-1938). Kemudian beliau kembali ke Rotterdam untuk melanjutkan studi ekonomi.


Pemikiran Soemitro  Djojohadikusumo


Sumitro Djojohadikusumo lebih dikenal dengan sebutan Pak Cum, telah banyak mendedikasian tenaga dan pikiran beliau untuk memperjuangkan Indonesia dari keruntuhan ekonomi karena adanya inflasi 600% membangun perekonomian bangsa untuk mengejar ketinggalan dari bangsa lain, dan membangkitkannya kembali dari keterpurukan krisis.


Sumitro sadar bahwa untuk membangun bangsa diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang tinggi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mencetak sumber daya manusia yang handal. Perhatian beliau pada pendidikan sangat besar. Berbagai cara beliau lakukan untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Beliaulah yang pertama kali mendirikan Fakultas Ekonomi yang ada di UI. Selain itu, beliau juga merupakan salah satu pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia tahun 1955.


Beliau pernah lima kali menjawab sebagai menteri di masa orde lama dan orde baru. Beliau juga dingkat oleh PBB menjadi anggota “ Lima Ahli Dunia “ (Group of Five Top Experts). Sumbangan beliau sebagai “ Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia “ terhadap perkembangan ilmu ekonomi yang berorientasi pada kebijaksanaan pembangunan di Indonesia tidak diragukan lagi. 


Saat diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan perindustrian pada bulan Mei 1950, usia beliau masih sangatlah muda. Kabinet Natsir roboh pada Maret 1951. Dr. Sumitro diangkat menjadi guru besar ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia. 3 April 1952, Sumitro kembali diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo-Prawoto. Dengan banyaknya ketimpangan daerah yang  ada saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Wilopo-Prawoto. Terjadi pergolakan dalam dirinya sebagai politikus dan akademisi. Pada Kabinet Burhanudin Harahap, Sumitro kembali lagi dipercaya sebagai Menteri Keuangan. Sumitro sempat memilih hidup berpindah-pindah di luar negeri, karena diberitakan melakukan orupsi oleh media dan sempat dajak untuk membentuk pemerintahan tandingan PRRI yang ingin melepaskan diri dari pemerintah Indonesia. 


Pada Maret 1967, Soeharto menjabat sebagai presiden RI. Ali Moertopo menemui Sumitro untuk kembali lagi ke Indonesia. Setelah Soeharto resmi menjai Presiden, Sumitro diterima di keluarga Cendana oleh Soeharto. Soeharto meminta kepada Sumitro untuk memperbaiki ekonomi yang ambruk. Saat itu inflasi mencapai 600%. Pada 27 Maret 1968 Sumitro dilantik sebagai Menteri Perdagangan. Dan pada 6 Juni 1968 susunan Menteri Kabinet Pembangunan I diumumkan. Kemudian Sumitro diangkat sebagai Menteri Negara Riset Nasional pada Kabinet Pembangunan II.




                  http://staff.uny.ac.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar