Selasa, 01 April 2014

Sejarah Perekonomian Indonesia


Perekonomian Indonesia di Zaman Raja-Raja
Munculnya imperium kerajaan merupakan salah satu ciri yang menunjukkan masa jaya perekonomian Indonesia. Karena faktor letak Indonesia yang sangatlah strategis juga menjadi sebabnya dapat terlaksananya perekonomian Indonesia.  Menjadi beruntung karena letaknya juga dihimpit oleh dua benua dan dua samudera. Yaitu Benua Asia dan Eropa, dan juga Samudera Pasifik dan Hindia. Hal tersebut menjadi keberuntungan Karena posisi tersebut menjadi tempat pelayaran niaga antarbenua. Perdagangan dari peradaban-peradaban besar seperti Cina, Romawi, dan Mesir membangkirkan semangat para penduduk pribumi untuk berdagang.  Pada saat itu, mulai diperkenalkannya uang berupa koin dan emas untuk menunjang perekonomian. Perekonomian Indonesia semakin melesat setekah ditemukannya komoditi yang memiliki nilai besar seperti rempah-rempah.
Perekonomian Indonesia di Zaman Kolonial
Sebelum Indonesia merdeka ada 4 negara yang menjajah, diantaranya yaiutu Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Dari negara-negara yang pernah menjajah Indonesia, Belanda yang sangat banyak menanamkan sistem perekonomian di Indonesia. Belanda yang saat itu menganut paham Merkantilis. Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada VOC. Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi. Walaupun diberi hak itu, bukan berarti VOC mempunyai hak seutuhnya terhadap perekonomian Hindia Belanda. Untuk menjamin hak atas monopoli yang telah ditetapkan, VOC telah menguasai kota dagang dan jalur pelayaran. VOC juga menetapkan peraturan-peraturan seperti Verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil bumi pada VOC) dan Contigenten (pajak hasil bumi) untuk mendukung monopoli tersebut. Namun ,  pada tahun VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada definisit kas VOC. Karena kegagalan tersebut VOC akhirnya diambil alih oleh Bataafsche Republiek. Tetapi, Bataafsche tidak dapat bertahan lama karena dihadapkan oleh kekaucaun dalam keuangannya. Pada akhirnya, Inggris mengambil alih pemerintahan Hindia-Belanda.
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah 2abad diterapkan oleh Belanda, dengan menetapkan Landrent(pajak tanah). Dengan sistem tersebut maka masyarakat pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang produk inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah.
Pada tahu 1836 atas inisiatif Van Den Bosch sistem tanam paksa diberlakukan. Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia. Padahal sistem tersebut sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia karena sangat menguras tenaga dan keringat mereka. Sistem ini diwajibkan bagi masyarakat menanam tanaman dan menjual hasilnya ke pemerintah dan dibayar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah itu. Namun, dari sisi negatif tersebut terdapat pula sisi positifnya yaitu masyarakat Indonesia bisa mengenal tata cara menanam tanaman.
Pada tahun 1942 sampai dengan 1945 Jepang yang menduduki Indonesia. Terjadi perombakan secara besar-besaran dalam struktur ekonomi pada masa pemerintahan Jepang. Pada masa kedudukan Jepang  terjadilah bencana kekurangan pangan dan merosot tajamnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu ekspor dan impor macet, sehingga selain kelangkaan panjang juga terjadi kelangkaan tekstil. Karena tekstil yang didapat adalah dari impor negara lain ke indonesia. Padahal awalnya Jepang merupakan harapan baru buat perekonomian Indonesai, namun nyatanya kemiskinan dan kebodohan tetap merajalela.
Perekonomian Indonesia di Zaman Sebelum Kemerdekaan
1. Masa Pasca Kemerdekaan ( 1945-1950 )
Pada masa awal kemerdekaan keadaan ekonomi dan keuangan sangat buruk, yang disebabkan oleh :
v  Inflasi yang sangat tinggi, terjadi inflasi yang sangat tinggi karena ada 3 mata uang yang berlaku di Indonesia yaitu De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
v  Panglima AFNEI ( Allied forces for Netherlands east indies ) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu.
v  Dan pada bulan oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan  uang kertas baru yaitu ORI ( Oeang Republic Indonesia ) sebagai pengganti uang jepang.
2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa demokrasi liberal adalah masa dimana dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha China. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
3. Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959-1967 )
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme ( segala-galanya diatur oleh pemerintah ) . dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi ( Mazhab Sosialisme ). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
Kesimpulannya pada masa sebelum orde baru ini terjadinya inflasi yang sangat tinggi dan juga dikarenakan adanya mata uang yang beredar dimasyarakat Indonesia sangat banyak. Dan disamping itu juga keadaan Indonesia pada saat itu juga adanya penjajahan dari negara asing jadinya perekonomian Indonesia sangat terpuruk.
ORDE REFORMASI
Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum memberikan perubahan yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Kebjakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkam negara dari keterpurukan sedangkan banyak persoalan yang harus dihadapi dari masa orde baru yaitu masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Dikarenakan presiden terlibat skandal yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat akhirnya kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecah adalah pemulihan ekonomi dan penegakkan hokum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
  1. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemun Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
  2. Kebjakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perushaaan Negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4.1%. Namun, kenijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga didirikannya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Dalam pelaksanaannya KPK belum dalam memberikan bukti yang konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal korupsi sangat menganggu jalannya pembangunan nasional dan banyak para investor yang ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena permasalahan ini.
 Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Hingga Saat Ini
            Pada masa kepemimpinan SBY, beliau telah membuat kebijakan yang kontroversi yaitu dengan naiknya harga BBM, hal ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia. Kenaikan BBM tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Negara. Kebiajakan untuk menaikan harga BBM dilakukan untuk menyelamatkan pendapat nasional Indonesia. Kebijakan tersebut diikut sertakan dengan keluarnya kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, BLT tersebut tidak berjalan dengan lancer karena tidak sampai ke tangan yang berhak dan menimbulkan permasalahan social. 
Dikit demi sedikit presiden juga mulai memberantas korupsi, karena korupsi itu merugikan Negara dan juga mengambil hak rakyat. Hal tersebut sangat mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam penanganan masalah korupsi ini presiden tidak memancang bulu siapa pun yang berbuat korupsi dan apapun jabatannya yang melakukan tindak korupsi akan diadili sesuai undang-undang yang berlaku.
Perekonomian Indonesia saat ini bisa dibilang menganut sistem liberalis/kapitalis. Hal ini dapat dilihat karena pemerintah membebaskan rakyatnya untuk beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Namun, pada akhirnya kaum pemodallah yang memegang kekuasaan penting dalam kegiatan ekonomi ini, sehingga yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin menjadi lebih miskin. Sistem perekonomian ini dirasakan belum mampu membuat masyarakat sejahtera.
Dengan adanya masalah-masalah dalam perekonomian Indonesia diharapkan pemerintah dapat lebih peka untuk mengatasi masalah ini agar masyarakat semuany dapat hidup sejahtera. Selain itu, masalah KKN yang semakin maraknya terjadi yang dapat menghancurkan negara ini bisa dapat diatasi dengan baik. Seperti halnya mereka yang memakai uang negara, seharusnya uang tersebut bisa saja digunakan untuk memberikan bantuan kepada rakyat yang  tidak mampu, karena dengan seperti itu pemerataan kesejahteraan rakyat bisa saja terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar