BAB I
PENDAHULUAN
1.1 1.1
Latar
Belakang
Translasi mata uang asing adalah proses
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, berbeda halnya dengan konversi antar mata uang
asing yang memiliki pertukaran dari satu mata uang lainnya secara fisik.
Beberapa alasan dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan
dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada pembaca mengenai
opeerasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata
uang asing.
2. Berkomunikasi
dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukannnya merupakan perusahaan
yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keuangan dapat dibaca oleh
masyarakat umum dengan mudah, sehingga dengan laporan keuangan yang sudah
dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada
perusahaan.
3. Memperhitngkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang asing.
4. Mencatat
transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat
suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan
dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan
dalam mata uang asing.
5. Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan
laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global,
dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan
terhadap mata uang asing induk perusahaan. Translasi tidak harus dibuat oleh
perusahaan induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan
mata uang yang digunakan perusahaan induk. Namun apabila perusahaan merupakan
perusahaan tunggal, maka perusahaan tersebut harus mengonversi nilai nominal
atas transaksi-transaksi dengan metode translasi yang berbeda.
1.2 2.1
Rumusan
Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di
atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana
efek laporan keuangan terhadap kurs alternatif
mata uang asing?
2. Apakah
metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing?
3. Bagaimana
keuntungan dan kerugian yang ditimbukan dari transalasi mata uang asing?
4. Bagaimana
perkembangan pada transaksi mata uang asing?
5. Bagaimana
praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai negara?
1.3 3.1
Tujuan
Masalah
Berdasarkan paparan rumusan masalah di
atas, maka tujuan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
efek laporan keuangan terhadap kurs alternatif
mata uang asing.
2. Mengetahui
metode apa saja yang digunakan dalam translasi mata uang asing.
3. Mengetahui
keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari translasi mata uang asing.
4. Mengetahui
perkembangan pada transaksi mata uang asing.
5. Mengetahui
praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs
Alternatif Mata Uang Asing
Terdapat tiga kurs translasi yang
digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik,
yaitu :
1. Kurs
saat ini ; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs
historis ; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama
kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3. Kurs
rata-rata ; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis
saat ini.
Translasi
Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi
mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing.
Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi
dihitung dengan mata uang lain. Sebagai alasannya adalah adanya gagasan
mengenai mata uang fungsional. Mata uang fungsional suatu perusahaan adalah
mata uang utama yang digunakan untuk menjalankan bisnis, menghasilkan, dan
menghabiskan kas. Berikut keadaan yang membenarkan penggunaan mata uang lokal
atau induk perusahaan sebagai mata uang fungsional.
KRITERIA
MATA UANG FUNGSIONAL
|
||
Faktor
Ekonomi
|
Mata
uang lokal sebagai mata uang fungsional
|
Mata
uang induk perusahaan sebagai mata uang fungsional
|
Arus
Kas
|
Menggunakan
mata uang lokal dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga
Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan di atur oleh kompetisi
lokal
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
apada negara adidaya dan menggunakan mata uang lokal
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah lokal
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang lokal dan dilayani oleh operasional lokal
|
Diberikan
oeh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali dan transkasi yang ekstensif
|
Perspektif
Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar baik stabil
maupun tidak, dimasukkan sebagai penyesuain terhadap pembukuan transaksi awal
dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Perspektif
Transaksi Ganda
Pada
transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah
dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
2.2
Translasi Mata Uang Asing
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam translasi
mata uang asing, antara lain :
1.
Single
Rate Method
Laporan keuangan operasi
luar negeri yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom,
memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi
lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentrasaksikan urusan
bisnisnya. Untuk mempertahankan rasa lokal dari laporan valuta, suatu cara
harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal.
Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.
Karena semua laporan
keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstanta, metode
translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli dalam laporan
konsolidasi dari entitas-entitas individual yang di konsolidasi. Hanya bentuk
perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metdode
kurs yang berlaku.
Meskipun menarik dan
sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian
orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu
karena menyajikan, untu keuntungan pemgang saham perusahaan induk, hasil-hasil
operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya
dari perpektif valuta tunggal, yaitu mempertahankan valuta pelaporan perusahaan
induk sebagai unit pengukuran.
Metode kurs berlaku
juga dipersalahkan karena mengansumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal
dipengaruhi oleh resiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi
valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs transalsi
berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva
tersebut). Hal ini jarang benar karena nilai persedian dan aktiva-aktiva tetap
di luar negeri umumnya di dukung oleh inflasi lokal.
2.
Multiple
Rate Method
Metode-metode
kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi, diantaranya :
1. Metode
berlaku-historis
Berdasarkan pendekatan
ini, yang populer di Amerika Serikat dan di tempat-tempat lain sebelum tahun
1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri
ditranslasikan ke dalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan
kurs yang berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditransalasikan dengan kurs
historis. Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi,
ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan
basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan di laporkan. Beban
depresiasi dan amrtisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku
pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.
Metodologi ini memiliki
sejumlah kelemahan, yaitu metode ini kurang memiliki justifikasi konseptual.
Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dna non-lancar
tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana
yang akan digunakan dalam proses transiasi.
2. Metode
moneter-nonmoneter
Pada metode ini
memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas ; pemakaian kurs berlaku untuk
menranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen
yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
3. Metode
temporal
Menurut pendekatan ini, translasi valuta
merupakan suatu proses konversi pengukuran. Karena itu, metode ini tidak dapat
digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur ; metode ini
hanya dapat mengubah unti pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya
mengubah (restate) denominasi persediaan tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP
AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca.
Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau
dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang
berlaku ketika item-item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis).
Meskipun begitu, beberapa di ukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal
laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan di bawah aturan biaya
atau pasar.
2.3
Keutungan
dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Adapun
keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan akibat translasi mata uang asing
adalah sebagai berikut :
1. Penangguhan
Perubahan nilai
ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri
tidak direaklisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal
yang dihasilkan dari entitas asing. Pnyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Penangguhan
dan amortisasi
Penangguhan keuntungan
atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa
manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan
ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva terkait, yaitu dibebankan
terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan
dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
3. Penangguhan
parsial
Keuntungan dan kerugian
translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata
hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak
ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan
kerugian translasi dalam laopran laba rugi sesegera mngkin. Tapi, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas dalam mata
uang domestik dan harus diakui.
2.4
Perkembangan Akuntansi Translasi
Pada Mata Uang Asing
Praktik
akuntansi translasi telah berkembang dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas
kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter
internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status
akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai
inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman
negara-negara lain.
1. Sebelum
1965
Accounting Research
Bulletin (ARB) No. 4 kemudian diperbaharui dengan
ARB No. 43 mendorong penggunaan metdoe kini-non kini. Keuntungan atau kerugian
transaksi langsung dimasukkan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi
bersih disaling hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian
transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk
menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
2. 1965-1975
Bab
12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian untuk metode kini-non kini dalam
keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jagka panjang dapat
ditranslasikan berdasarkan kurs ini. Setiap perbedaan akuntansi yang diebabkan
oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan
aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing
berdasarkan kurs ini diperbolehkan setelah Accounting
Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3. 1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di
AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena
mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan
kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama
periode perubahan kurs nilai tukar. Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8
beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan
yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan
yang dilaporkan. FAS No. 8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan
kenyataan ekonomi.pengaruhnya terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di
kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih
fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dengan demikian
akan menekan harga saham multinasional.
4. 1981-Hingga
kini
FASB
mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik
dan dua draft sementara, menerbitkan Statement
of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
2.5
Praktik-Praktik Translasi Mata Uang
Asing Diberbagai Negara
Translasi
mata uang asing telah diterapkan diberbagai negara seperti :
1. Inggris : Laporan keuangan harus disesuaikan terlebih
dahulu pada level harga saat itu, kemudian ditranslasikan menggunakan kurs saat
ini.
2. Jepang
: Kurs saat ini pada semua kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing
yang diperlihatkan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
3. Amerika
Serikat : menggunakan metode kurs sementara
BAB III
KESIMPULAN
Translasi mata uang asing adalah proses
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Terdapat tiga kurs
translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap
mata uang domestik, yaitu kurs saat ini, kurs historis, dan kurs rata-rata.
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang
dipengaruhi oleh mata uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan
satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain.
Terdapat beberapa metode yang digunakan
dalam translasi mata uang asing, antara lain single rate method dan multiple
rate method (metode berlaku-historis, metode moneter-nonmoneter, dan metode
temporal). Adapun keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan akibat translasi
mata uang asing yaitu penangguhan, penangguhan dan amortisasi, penangguhan
parsial, dan tidak ditangguhkan.
Praktik akuntansi translasi telah
berkembang dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi
multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Oleh
karena itu, praktik-praaktik translasi mata uang asing telah dilakuka di
berbagai negara, misalnya di Inggris, Jepang, dan juga Amerika Serikat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academi.edu/12046522/AKUNTANSI_MATA_UANG_ASING_OLEH
https://www.google.co.id/amp/s/anfamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-asing/amp/
http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html?m=1